BAB 1
PENDAHULUAN
Keteladanan karakteristik sangat dibutuhkan dalam diri
seorang pemimpin, namun tidak bisa dipungkiri bahwa keteladanan karakter yang
sangat diharapkan itu sering kali banyak diabaikan oleh para pemimpin Kristen. Tuhan telah memberikan karunia kepada setiap
orang percaya, karunia yang dimiliki masing-masing orang percaya berbeda-beda,
karunia tersebut adalah rasul-rasul
maupun nabi-nabi, pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
itu semua untuk memperlengkapi orang-orang kudus (Efesus 4:11) artinya pemimpin
adalah arsitek jiwa untuk membentuk karakter peserta didik.
Peserta didik sangat cepat meniru orang lain,
khususnya orang-orang yang mereka kagumi, maka setiap pemimpin Kristen harus
merencanakan bagaimana menjadikan mereka menjadi orang-orang yang akan
dibentuk.[1] Implementasi keteladan karakteristik
adalah krusial bagi pemimpin Kristen, terutama memiliki karakteristik yang baik
seperti kerendahan hati, berani (berani karena kebenaran), dan menjadi
motivator bagi orang lain atau anak didik mereka, supaya orang-orang di sekitar
mereka melihat karakter Kristus dalam diri mereka, sehingga nama Tuhan dipermuliakan.
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini tidak hanya dilanda dengan krisis moneter,
tetapi juga krisis keteladan karakteristik atau characteristic crisis, sehingga
keadaan semakin parah. Krisis karakteristik
tersebut sudah merambat ke sekolah-sekolah dan gereja, bahkan yang terutama krisis
karakter sudah merambat kepada pemimpin Kristen.[2]
Semua umat Kristen di dunia sangat membutuhkan seorang
pemimpin yang menjadi teladan bagi mereka, hal ini sangat mendesak yang
dibutuhkan oleh gereja-gereja dan sekolah-sekolah masa kini. Pemimpin yang memiliki karakter yang baik
sangat berpengaruh dalam berorganisasi.
Ada banyak pemimpin Kristen yang tidak dapat menjadi teladan bagi
staf dan murid-murid mereka, terutama memberi teladan dalam karakteristik.
Di dalam lembaga pendidikan teladan itu penting,
jikalau pemimpin Kristen sudah menanamkan teladan karakter kepada bawahan
mereka atau peserta didik, maka dengan demikian pemimpin tersebut dapat
dikatakan sukses. Dalam skripsi ini,
penulis akan mengadakan penelitian keteladanan karakteristik Debora
sebagai pemimpin berdasarkan Hakim-hakim 4:1-16, untuk dijadikan
sebagai teladan karakteristik yang relevan diimplementasikan bagi pemimpin Kristen
dan guru Kristen masa kini.
B.
Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang masalah yang telah diuraikan
di atas, maka penulis akan menjawab permasalahan-permasalahan
yang tertulis dalam penulisan skripsi ini. Untuk mempermudah membahas pokok
permasalahan yang akan dibahas dan yang akan diteliti, penulis mencantumkan
poin-poin permasalahan di bawah ini.
Adapun permasalahannya adalah sebagai berikut:
Pertama, Bagaimana keteladanan karakteristik Debora sebagai
pemimpin menurut Hakim-hakim 4:1-16.
Kedua, Bagaimana karakteristik kepala sekolah Kristen yang
baik.
Ketiga, Bagaimana implementasi keteladanan
karakteristik Debora menurut Hakim-hakim 4:1-16 bagi
kepala sekolah menengah atas (SMA) Kristen.
Jadi, karakteristik ini krusial bagi pemimpin Kristen
masa kini, agar mereka menjadi pemimpin dan pengajar yang profesional.
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan
dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
Pertama, Untuk menjelaskan bagaimana
keteladanan karakteristik Debora sebagai pemimpin menurut Hakim-hakim 4:1-16.
Kedua, Menjelaskan bagaimana
karakteristik pemimpin Kristen yang baik.
Ketiga, Menjelaskan
bagaimana implementasi keteladanan karakteristik Debora menurut Hakim-hakim 4:1-16.
D.
Pentingnya Penelitian
Dari hasil penelitian di atas
diharapakan bermanfaat bagi:
Pertama, Bagi penulis,
supaya dapat meneladani karakteristik Debora sebagai pemimpin menurut Hakim-hakim 4:1-16.
Kedua, Bagi mahasiswa
Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara (STTKN), dapat mengajarkan prinsip-prinsip
penting dalam kitab Hakim-hakim 4:1-16 dengan baik dan
benar.
Ketiga, Bagi seluruh kepala
sekolah menengah atas (SMA) Kristen dapat mengimplementasikan keteladanan
karakteristik Debora menjadi pemimpin yang sukses, sehingga nama Tuhan
dipermuliakan.
Keempat, Bagi masyarakat
Kristen pada umumnya diharapkan dapat mengambil prinsip-prinsip penting dalam keteladanan karakteristik Debora
menurut kitab Hakim-hakim 4:1-16.
E.
Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian
dari skripsi ini adalah membahas tentang Keteladanan Karakteristik Debora
sebagai Pemimpin menurut Hakim-Hakim 4:1-16 dan Implementasinya bagi Kepala
Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen.
Pertama, Bagaimana
keteladanan karakteristik Debora sebagai pemimpin menurut Hakim-hakim 4:1-16.
Kedua, Bagaimana karakteristik
kepala sekolah menengah atas (SMA) Kristen yang baik.
Ketiga, Bagaimana
implementasi keteladanan karakteristik Debora sebagai pemimpin menurut Hakim-hakim 4:1-16 bagi
kepala sekolah.
F.
Ruang Lingkup
Skripsi ini berjudul
Keteladanan Karakteristik Debora sebagai Pemimpin menurut Hakim-hakim 4:1-16 dan
Implementasinya bagi Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen. Bagian ini dibagi menjadi dua pokok bahasan
yaitu:
Pertama, dalam bagian ini
secara khusus penulis membahas, mengeksegesa dan memberi ruang lingkup batasan
pada Hakim-hakim 4:1-16 serta ayat-ayat pendukung.
Kedua, Implementasi karaktersistik Debora sebagai pemimpin bagi kepala
sekolah menegah atas (SMA) Kristen.
G.
Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam
penulisan skripsi ini adalah:
studi kepustakaan. Studi kepustakaan
adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi
yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu
dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan
ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku
tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik
lain.
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
suatu penelitian. Teori-teori yang
mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan
melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang
peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau
yang ada kaitannya dengan penelitiannya dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Dengan melakukan
studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan
pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.[3]
Selain itu penulis mengeksegesisnya sesuai dengan skripsi yang akan dibahas...Eksegesis adalah menggali
atau mengeluarkan arti dari sebuah tulisan. “…Kata tersebut berarti membaca atau
menggali arti tulisan-tulisan itu.”[4] Kemudian
memecahkan masalah melihat dari sudut firman Tuhan mengenai karakteristik
pemimpin kepala sekolah SMA Kristen yang sedang terjadi saat ini, yaitu krisis
keteladanan karakteristik. Kemudian prinsip-prinsip
dapat diimplementasi oleh pemimpin Kristen masa kini. Di samping itu juga sumber data yang dipakai
ialah media elektronik, yaitu mencari data-data melalui internet sesuai
dengan judul yang akan dibahas.
H.
Definisi Istilah
Judul dari skripsi ini
adalah “ Keteladanan Karakteristik Debora Sebagai Pemimpin menurut
Hakim-hakim 4:1-16 Dan Implementasinya Bagi Kepala
Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen”. Beberapa istilah yang akan dijelaskan
sehubungan dengan judul skripsi ini adalah:
Pertama, Keteladanan adalah
“ hal yang dapat ditiru atau dicontoh atau sesuatu yang patut ditiru atau baik
untuk dicontoh, ini tentang perbuatan, kelakuan dan sifat dari orang yang akan
ditiru.[5] Artinya perbuatan dan kelakuan orang tersebut
layak dan baik untuk dicontoh. Artinya seseorang yang menjadi figur adalah bentuk,
wujud, dan tokoh merupakan sentral yang menjadi pusat perhatian.
Kedua, Debora דְּבוֹרָה (Ibrani, devôrâ
‘lebah’) pengertian pertama, Inang pengasuh Ribka (Kej. 35:8) dan yang kedua,
seorang nabiah seperti tertera dalam daftar para hakim Israel (kira-kira tahun
1125 sM).[6]
Seorang nabiah ("Ibu di
Israel." Hak 5:7). Debora menjadi
hakim bangsa Israel. Debora tinggal di
bawah pohon korma di antara Rama dan Betel.
Debora memerintahkan Barak untuk berperang melawan bangsa Kanaan, dan Debora
adalah sebagai mulut Tuhan yang menyampaikan pesan Tuhan kepada bangsa Israel.
Ketiga, Pemimpin adalah
mempegaruhi orang lain. Banyak orang
yang tidak menduduki jabatan pemimpin, tetapi dapat mempengaruhi orang lain
sehingga mereka dengan sukarela melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Orang semacam itulah yang sebenarnya disebut
sebagai pemimpin yang sesungguhnya.[7]
Sedangkan menurut Ary H. Gunawan
(1996) kepemimpinan adalah gaya atau proses mempengaruhi orang lain atau
sekelompok orang untuk mengarahkan usaha bersama, guna mencapai suatu sasaran
atau tujuan yang telah ditetapkan. Davis
(1977) mengartikan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan penuh semangat.[8]
Keempat, Hakim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
orang yang mengadili perkara (dalam pengadilan atau mahkamah): keputusan tidak
dapat diganggu gugat; pengadilan; perkaranya sudah diserahkan
kepada juri; penilaian dalam perlombaan dan sebagainya.[9]
Hakim, kata
Ibrani שֹׁפֵט sophet berarti seorang yang menegakan keadilan dan
kebenaran, menghukum orang yang bersalah dan membenarkan orang yang benar.[10] Jadi menurut pengertian ini, seorang hakim
membela hak orang benar dan menghukum orang salah tanpa memandang bulu.
Kelima, Kepala sekolah adalah pemimpin yang menjalankan perannya dalam
memimpin sekolah di lembaga pendidikan.[11] Jadi kepala sekolah berperan sebagai pemimpin
pendidikan di mana mereka sedang memimpin.
Keenam, Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: pelaksanaan; penerapan dari
keteladanan karakteristik yang akan dilakukan.[12] Dalam arti menerapkan langsung dan tidak
hanya teori.
Ketujuh, Kepala Sekolah Menegah Atas Kristen, Kepala sekolah adalah
pemimpin pendidikan, sedangkan Kristen adalah gelar yang diakui umum pada jaman
Perjanjian Baru. Istilah Khristian (o)i, menggambarkan
“serdadu-serdadu Kristus” (Souter) atau rumah tangga Kristus (Bickerman), atau
pendukung-pendukung Kristus (Peterson).[13] Jadi kepala sekolah menengah atas Kristen
ialah kepala sekolah yang sedang memimpin di lembaga pendidikan, tempat
serdadu-serdadu Kristus atau rumah tangga Kristus, dan pendukung-pendukung
Kristus berada. Dengan kata lain di
tempat atau kumpulan-kumpulan pengikut Kristus.
I.
Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini
dilaksanakan secara sistematis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
penulisan skripsi ini diuraikan dan disusun berdasarkan lima bab yaitu:
Bab satu, dalam bab ini
penulis membahas tentang: Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan
penelitian, Pentingnya penelitian, Pertanyaan penelitian, Ruang lingkup
penelitian, Metode penelitian, Definisi istilah dan Sistematika penulisan.
Bab dua, dalam bab ini
penulis akan menjelaskan karakteristik kepala sekolah menengah atas
(SMA) Kristen, pengertian pemimpin pendidikan, kualifikasi pemimpin Kristen,
pengertian karakteristik, kepala sekolah sebagai Administrator dan fungsinya,
fungsi dan tugas kepala sekolah serta macam-macam karakteristik.
Bab tiga, dalam bab ini
penulis membahas tentang keteladanan karakteristik Debora sebagai
pemimpin, introduksi kitab Hakim-hakim, biografi Debora,
karakteristik Debora, rendah hati, berani, motivator dan teologi kitab Hakim-hakim.
Bab empat, dalam bab ini
penulis akan membahas implementasi keteladanan karakteristik
Debora sebagai pemimpin bagi kepala sekolah menengah atas (SMA) Kristen, rendah
hati, berani, motivator.
Bab lima, Penulis akan
memberikan kesimpulan dan saran-saran bagi calon-calon pemimpin Kristen
(Kepala Sekolah) masa kini, berdasarkan keteladanan karakteristik Debora
sebagai pemimpin.
[1] Mery Setiawani dan StephenTong, Seni Membentuk Karakter
Kristen, (Surabaya: Momentum, 2005), hlm. 37.
[4] John H. Hayes dan Carl R. Holladay, Pedoman Penafsir Alkitab,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002), hlm. 1.
[10] Archer G.L, Jr, dkk, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1, (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2008), hlm. 353.
[13] Zahn dkk, Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2008), hlm. 593.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar